Belajar Itu Perlu
Berbagi Ilmu itu sangat menyenang kan
Selasa, 20 April 2021
Kamis, 21 November 2019
PROPOSAL SKRIPSI PENGARUH VOLUME KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN JALAN PADA PERKERASAN RIGID DI KOTA SEMARANG
PROPOSAL
SKRIPSI
PENGARUH
VOLUME KENDARAAN TERHADAP TINGKAT
KERUSAKAN
JALAN PADA PERKERASAN RIGID DI KOTA
SEMARANG
Disusun
oleh :
DAVID
THESIA
11317469
JURUSAN
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS
TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2019
JUDUL : pengaruh volume kendaraan terhadap tingkatKerusakan
jalan pada perkerasan rigid di kota Semarang
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Jalan raya
merupakan salah satu prasarana transportasi darat terpenting, sehingga desain
perkerasan jalan yang baik adalah suatu keharusan. Selain untuk menghubungkan
suatu tempat ke tempat lain, perkerasan jalan yang baik juga diharapkan dapat
memberi rasa aman dan nyaman dalam mengemudi.
Dengan
jumlah penduduk yang semakin bertambah setiap tahunnya dan semakin bertambahnya
jumlah kendaraan, maka kebutuhan sarana transportasi jalan raya sangat besar.
Oleh karena itu diperlukan perencanaan konstruksi jalan yang optimal dan
memenuhi syarat teknis menurut fungsi, volume maupun sifat lalu lintas sehingga
pembangunan tersebut dapat berguna maksimal bagi perkembangan daerah sekitarnya.
Dengan
perencanaan konstruksi jalan tanpa pemeliharaan jalan secara memadai, baik
rutin maupun berkala akan dapat mengakibatkan kerusakan yang besar pada jalan,
sehingga jalan akan lebih cepat kehilangan fungsinya. Kerusakan jalan yang
terjadi di berbagai daerah saat ini merupakan permasalahan yang sangat komplek
dan kerugian yang diderita sungguh besar terutama bagi pengguna jalan, seperti
terjadinya waktu tempuh yang lama, kemacetan, kecelakaan lalu-lintas, dan lain-lain.
Kerugian secara individu tersebut akan menjadi akumulasi kerugian ekonomi
global bagi daerah tersebut.
Pada
dasarnya jalan akan mengalami penurunan fungsi strukturalnya sesuai dengan
bertambahnya umur. Jalan-jalan raya saat ini mengalami kerusakan dalam waktu
yang relatif sangat pendek (kerusakan dini) baik jalan yang baru dibangun maupun
jalan yang baru diperbaiki (overlay).
Jalan
beton semen atau perkerasan kaku terdiri dari slab dan lapis pondasi beton.
Perkerasan ini umumnya dipakai pada jalan yang memiliki lalu lintas cukup padat,
dengan jumlah kendaraan yang semakin bertambah dimungkinkan jalan akan mengalami
kerusakan dalam waktu yang relatif pendek. Tetapi apabila perkerasan kaku
dipelihara dengan baik dan tetap dalam kondisi yang baik maka jalan beton semen
tersebut akan mempunyai umur lebih lama. Tetapi sekali jalan beton semen
ini mengalami kerusakan maka kerusakan
itu kan berlangsung sangat cepat. Oleh karena itu sangat penting untuk
melakukan pemeliharaan yang bersifat
pencegahan. Dengan asumsi latar belakang di atas maka saya mengambil judul
penulisan skripsi ini yaitu “ Pengaruh
Volume Kendaraan Terhadap Tingkat Kerusakan Jalan Pada Perkerasan Rigid
Di Kota Semarang”.
1.2
Rumusan Masalah
Dengan
latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah sebagai
berikut :
1.
Seberapa besar Pengaruh volume
kendaraan terhadap tingkat kerusakan jalan
pada
ruas jalan tersebut?
2. Bagaimana
hubungan volume kendaraan dengan tingkat kerusakan jalan pada perkerasan rigid?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk :
1.
Mengetahui pengaruh volume kendaraan
dengan tingkat kerusakan jalan.
2. Mengetahui
hubungan volume kendaraan dengan tingkat kerusakan jalan pada perkerasan rigid.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi
masyarakat Kota Semarang dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang penyebab
kerusakan jalan yang diakibatkan jumlah kendaraan yang semakin meningkat. Serta
memberikan bahan referensi baru kepada mahasiswa teknik sipil dan peneliti,
serta akademisi dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang penyebab kerusakan
jalan yang diakibatkan jumlah kendaraan yang semakin meningkat dan dapat
dimanfaatkan sebagai media ajar.
1.5
Batasan Masalah
Agar pembahasan dan penyusunan
skripsi terarah dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, adapun batasan
masalah dalam penelitian ini adalah
1. Batasan
lokasi penelitian yaitu beberapa ruas jalan dengan perkeresan rigid kelas I di
Kota Semarang yaitu :
a. Jl. Semarang – Demak
Jalan ini memiliki 2 jalur dengan 2 lajur
untuk arah barat – timur dan 3 lajur untuk arah timur – barat, jalan ini
memiliki panjang ruas 120 m, lebar 7 m untuk arah barat – timur dan panjang 120
m, lebar 10,5 m untuk arah timur – barat.
b. Jl.
Arteri Utara
Jalan ini memiliki 2 jalur dengan 2 lajur
untuk masing – masing jalur, jalan ini memiliki panjang ruas 212 m dengan lebar
14 m.
c. Jl.
Walisongo
Jalan ini memiliki 2 jalur dengan 2 lajur
untuk arah barat – timur dan 2 lajur untuk arah timur – barat, jalan ini
memiliki panjang ruas 100 m, lebar 7 m untuk arah barat – timur dan panjang 100
m, lebar 3,5 m untuk arah timur – barat.
2. Batasan
Waktu
Melihat keadaan
lapangan yang dinamis, data – data yang dipakai dibatasi dalam periode waktu 5
tahun terahir. Data kerusakan jalan, kepadatan lalu lintas dan geometri jalan.
3. Batasan
Analisis
a. Analisis
dilakukan pada bagian ruas jalan Kota Semarang berdasarkan data jumlah
kendaraan tahun 2012.
b. Analisis
dilakukan berdasarkan data kerusakan jalan pada bulan april - mei tahun 2013.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
2. 1 Klasifikasi Jalan Raya
2.1.1.
Jalan Arteri
Jalan arteri menurut
Ditjen Bina Marga (1997) merupakan jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan
ratarata tinggi, dan jumlah jalan masuk (akses) dibatasi secara efisien.
2.2.1.
Jalan Kolektor
Jalan kolektor Ditjen
Bina Marga (1997) merupakan jalan umum
yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan
jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
2.2.2.
Jalan Lokal
Jalan lokal, menurut
Ditjen Bina Marga (1997) merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan
jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
2. 2 Perkerasan Rigid (kaku) Jalan Raya
2.2.1.
Definisi Perkerasan Rigid Jalan raya
Rigid pavement atau perkerasan kaku adalah jenis perkerasan
jalan yang menggunakan beton sebagai bahan utama perkerasn tersebut, merupakan
salah satu jenis perkerasan jalan yang digunakn selain dari perkerasan lentur
(asphalt). Perkerasan ini umumnya dipakai pada jalan yang memiliki kondisi lalu
lintas yang cukup padat dan memiliki distribusi beban yang besar, seperti pada
jalan-jalan lintas antar provinsi, jembatan layang, jalan tol, maupun pada
persimpangan bersinyal. Jalan-jalan tersebut umumnya menggunakan beton sebagai
bahan perkerasannya, namun untuk meningkatkan kenyamanan biasanya diatas
permukaan perkerasan dilapisi asphalt.
Keunggulan dari perkerasan kaku sendiri dibanding
perkerasan lentur (asphalt) adalah bagaimana distribusi beban disalurkan ke
subgrade. Perkerasan kaku karena mempunyai kekakuan dan stiffnes, akan
mendistribusikan beban pada daerah yangg relatif luas pada subgrade, beton
sendiri bagian utama yang menanggung beban struktural. Sedangkan pada perkerasan
lentur karena dibuat dari material yang kurang kaku, maka persebaran beban yang
dilakukan tidak sebaik pada beton. Sehingga memerlukan ketebalan yang lebih
besar.
2.2.2. Kriteria
Perkerasan Rigid Jalan Raya
a. Bersifat kaku karena yang digunakan
sebagai perkerasan dari beton.
b. Digunakan pada jalan yang mempunyai lalu
lintas dan beban
muatan tinggi.
c. Kekuatan beton sebagai dasar
perhitungan tebal perkerasan.
d. Usia rencana bisa lebih 20 tahun.
2.3 Metode penelitian
2.1 Data yang
diperlukan
Data yang diperlukan untuk menunjang kevalidan penelitian ini
terdiri atas :
a. Data Inventori Jalan
Data ini digunakan untuk
memberikan informasi awal mengenai kondisi penampang melintang daerah studi
yang meliputi panjang dan lebar jalan, jumlah ruas, median, jumlah lajur jalan
dan kelengkapan jalan.
b. Data
Volume Lalu Lintas
Data volume lalu-lintas baik LHRT maupun
volume harian untuk mengetahui jumlah kendaraan yang melewati jalan.
c. Data
Kerusakan Jalan
Data kerusakan jalan untuk mengetahui
tingkat kerusakan jalan.
2.4
Metode Pengumpulan Data
2.4.1 Data Sekunder
a. Data Inventori Jalan
Data ini diperoleh dari
Dinas Bina Marga Semarang Kota . Data yang dibutuhkan antara lain panjang dan
lebar jalan, jumlah ruas, median, jumlah lajur jalan dan kelengkapan.
b.
Data Volume Lalu Lintas
Data volume lalu lintas diperoleh dari
Dinas Perhubungan Kota Semarang. Data ini meliputi data volume kendaraan yang
melewati jalan per jam. Data ini tidak digunakan untuk analisis penelitian akan
tetapi digunakan untuk acuan pengambilan data primer yang dilakukan di jam-jam
padat (MKJI:1997).
2.4.2 Data Primer
a. Data Volume Lalu Lintas
Data ini diambil pada
jam-jam padat saja, berdasarkan data volume kendaraan dari dinas Perhubungan
kota Semarang. Karena data volume lalu
lintas awal didapat melalui data sekunder (MKJI:1997).
b. Data Kerusakan Jalan
Data ini diambil dengan
mengukur dan menghitung langsung tingkatkerusakan jalan yang diteliti.
2.5
Metode Analisis
Metode analisis yang dipakai :
•
Metode analisis volume kendaraan dan nilai Kerusakan secara umum.
•
Metode analisis regresi untuk mendapatkan pola hubungan volume
kendaraan dengan tingkat kerusakan jalan.
3.6
Waktu pelaksanaan penelitian
Waktu efektif pelaksanakan penelitian dilakukan pada
hari senin sampai dengan sabtu, namun untuk waktu yang lain tidak menenutup
kemungkinan untuk dilakukan penelitian baik survei maupun pengambilan data
lapangan. Karena pada dasarnya penelitian ini tidak terikat dengan waktu namun
tergantung pada cuaca dan kondisi serta medan yang terjadi dilapangan. Penelitian
ditargetkan selesai dalam kurun waktu 4 bulan.
Jadwal penelitian direncanakan
mulai dari bulan Februari sampai dengan bulanMei 2013. Jadwal penelitian dapat
dilihat dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1
No
|
Kegiatan
|
Minggu
|
|||||||||||
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
1
|
Persiapan :
Perumusan masalah
Studi
literatur
Pengumpulan
data
|
x
x
x
|
x
x
|
x
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
|
|
|
|
2
|
Menyusun
Proposal dan bimbingan
|
|
x
|
x
|
x
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Seminar
Proposal
|
|
|
|
|
x
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Rekap dan olah
data
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
|
|
|
|
5
|
Penyusunan
Skripsi dan Bimbingan
|
|
|
|
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
6
|
Hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
x
|
3.7
Kesimpulan
Terdapat hubungan antara volume jenis kendaraan dengan
nilai kerusakan jalan. Dengan hasil R² = 0,860 dengan hasil persamaan antara kendaraan ringan (X1), kendaraan berat (X2) dan nilai
kerusakan jalan (Y) yaitu Y = 0,024 X1 + 1,012 X2 + 25,375. Dari persamaan
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
Koefisien regresi X1 (a) = 0,024, artinya kendaraan ringan 100 kend/hari akan menambah tingkat kerusakan
jalan sebesar 2,4. Koefisien regresi X2
(b) = 1,012, artinya kendaraan berat
sebesar 100 kend/hari akan menambah tingkat kerusakan jalan sebesar 10,1
, kontanta (c) = Apabila tidak ada
kendaraan yang melewati suatu ruas jalan, jalan akan mengalami kerusakan jalan
sebesar 25,375. Adapun pola hubungannya adalah :
1.
Kerusakan jalan yang di pengaruhi volume jenis kendaraan ringan dan kendaraan berat
memiliki presentase sebesar 86 %.
2.
Semakin tinggi volume kendaraan maka
kerusakan yang terjadi akan semakin besar.
3.8
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut.
a. Semakin
tinggi volume kendaraan maka semakin tinggi tingkat kerusakan jalan yang
terjadi maka diperlukan permeliharaan secara berkala untuk mengurangi tingkat
kerusakan jalan yang terjadi.
b. Nilai kerusakan jalan tidak hanya berhubungan
dengan volume kendaraan dan umur jalan. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya
dapat menambahkan hubungan yang terjadi antara nilai kerusakan dengan faktor
lain misalnya beban muatankendaraan yang melewati ruas jalan.
c. Untuk mengembangkan penelitian ini dapat
digunakan metode penelitian yang berbeda, menambahkan data dan variabel lain
yang mempengaruhi tingkat kerusakan jalan.
DAFTAR
PUSTAKA
Direktorat jendral Bina
Marga, (1991), Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan
Kaku (Rigid
Pavement), Dinas Pekerjaan Umum,
Jakarta.
Direktorat Jendral Bina
Marga, (1990), Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi
Jalan Di Wilayah Perkotaan,
Dinas Pekerjaan Umum, Jakarta.
MKJI. 1997. Manual
Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta : Bina Marga
Wikipedia. 2012.
Kapasitas Jalan.
http://id.wikibooks.org/wiki/Manajemen_Lalu_Lintas/Kapasitas_jalan.
Diunduh pada 28/1/2013
pukul 19.20
Nugroho, Aditya. 2012.
Analisis pengaruh kecepatan kendaraan terhadap
umur rencana jalan
dengan menggunakan metode analitis (studi kasus
ruas jalan Rembang Bulu). Surakarta : Skripsi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Arifin, M Sulthonul.
2010. Perbandingan perkerasan lentur dan perkerasan
kaku terhadap beban
operasional lalu lintas dengan metode AASHTO
pada ruas jalan
kalianak sta 0+00 – 5+350 Surabaya. Surabaya :
Universitas Pembangunan
Nasional.
Antoro, Dwi Hadjar.
2006. Analisis Hubungan Kecelakaan Dan V/C Rasio
(Studi Kasus: Jalan Tol
Jakarta – Cikampek). Semarang : Tesis
Universitas Diponegoro.
Langganan:
Postingan (Atom)