Kamis, 21 November 2019

PROPOSAL SKRIPSI PENGARUH VOLUME KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN JALAN PADA PERKERASAN RIGID DI KOTA SEMARANG

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH VOLUME KENDARAAN TERHADAP TINGKAT
KERUSAKAN JALAN PADA PERKERASAN RIGID DI KOTA
SEMARANG





Disusun oleh :
DAVID THESIA
 11317469




JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019

JUDUL :   pengaruh volume kendaraan terhadap tingkatKerusakan jalan pada perkerasan rigid di kota Semarang

I.                        PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
              Jalan raya merupakan salah satu prasarana transportasi darat terpenting, sehingga desain perkerasan jalan yang baik adalah suatu keharusan. Selain untuk menghubungkan suatu tempat ke tempat lain, perkerasan jalan yang baik juga diharapkan dapat memberi rasa aman dan nyaman dalam mengemudi.
              Dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah setiap tahunnya dan semakin bertambahnya jumlah kendaraan, maka kebutuhan sarana transportasi jalan raya sangat besar. Oleh karena itu diperlukan perencanaan konstruksi jalan yang optimal dan memenuhi syarat teknis menurut fungsi, volume maupun sifat lalu lintas sehingga pembangunan tersebut dapat berguna maksimal bagi perkembangan daerah sekitarnya.
              Dengan perencanaan konstruksi jalan tanpa pemeliharaan jalan secara memadai, baik rutin maupun berkala akan dapat mengakibatkan kerusakan yang besar pada jalan, sehingga jalan akan lebih cepat kehilangan fungsinya. Kerusakan jalan yang terjadi di berbagai daerah saat ini merupakan permasalahan yang sangat komplek dan kerugian yang diderita sungguh besar terutama bagi pengguna jalan, seperti terjadinya waktu tempuh yang lama, kemacetan, kecelakaan lalu-lintas, dan lain-lain. Kerugian secara individu tersebut akan menjadi akumulasi kerugian ekonomi global bagi daerah tersebut. 
              Pada dasarnya jalan akan mengalami penurunan fungsi strukturalnya sesuai dengan bertambahnya umur. Jalan-jalan raya saat ini mengalami kerusakan dalam waktu yang relatif sangat pendek (kerusakan dini) baik jalan yang baru dibangun maupun jalan yang baru diperbaiki (overlay).
              Jalan beton semen atau perkerasan kaku terdiri dari slab dan lapis pondasi beton. Perkerasan ini umumnya dipakai pada jalan yang memiliki lalu lintas cukup padat, dengan jumlah kendaraan yang semakin bertambah dimungkinkan jalan akan mengalami kerusakan dalam waktu yang relatif pendek. Tetapi apabila perkerasan kaku dipelihara dengan baik dan tetap dalam kondisi yang baik maka jalan beton semen tersebut akan mempunyai umur lebih lama. Tetapi sekali jalan beton semen
ini mengalami kerusakan maka kerusakan itu kan berlangsung sangat cepat. Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan  pemeliharaan yang bersifat pencegahan. Dengan asumsi latar belakang di atas maka saya mengambil judul penulisan skripsi ini yaitu “ Pengaruh  Volume Kendaraan Terhadap Tingkat Kerusakan Jalan Pada Perkerasan Rigid Di Kota Semarang”.

1.2         Rumusan Masalah
              Dengan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut :
1.       Seberapa besar Pengaruh volume kendaraan terhadap tingkat kerusakan jalan
              pada ruas jalan tersebut?
2.       Bagaimana hubungan volume kendaraan dengan tingkat kerusakan jalan pada perkerasan rigid?

1.3         Tujuan Penelitian  
              Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1.       Mengetahui pengaruh volume kendaraan dengan tingkat kerusakan jalan.
2.       Mengetahui hubungan volume kendaraan dengan tingkat kerusakan jalan pada perkerasan rigid.

1.4       Manfaat Penelitian
            Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat Kota Semarang dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang penyebab kerusakan jalan yang diakibatkan jumlah kendaraan yang semakin meningkat. Serta memberikan bahan referensi baru kepada mahasiswa teknik sipil dan peneliti, serta akademisi dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang penyebab kerusakan jalan yang diakibatkan jumlah kendaraan yang semakin meningkat dan dapat dimanfaatkan sebagai media ajar.

1.5       Batasan Masalah
            Agar pembahasan dan penyusunan skripsi terarah dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah
1.      Batasan lokasi penelitian yaitu beberapa ruas jalan dengan perkeresan rigid kelas I di Kota Semarang yaitu :
a.       Jl. Semarang – Demak 
       Jalan ini memiliki 2 jalur dengan 2 lajur untuk arah barat – timur dan 3 lajur untuk arah timur – barat, jalan ini memiliki panjang ruas 120 m, lebar 7 m untuk arah barat – timur dan panjang 120 m, lebar 10,5 m untuk arah timur – barat.

b.      Jl. Arteri Utara
       Jalan ini memiliki 2 jalur dengan 2 lajur untuk masing – masing jalur, jalan ini memiliki panjang ruas 212 m dengan lebar 14 m.
c.      Jl. Walisongo
       Jalan ini memiliki 2 jalur dengan 2 lajur untuk arah barat – timur dan 2 lajur untuk arah timur – barat, jalan ini memiliki panjang ruas 100 m, lebar 7 m untuk arah barat – timur dan panjang 100 m, lebar 3,5 m untuk arah timur – barat.
2.      Batasan Waktu
Melihat keadaan lapangan yang dinamis, data – data yang dipakai dibatasi dalam periode waktu 5 tahun terahir. Data kerusakan jalan, kepadatan lalu lintas dan geometri jalan.
3.      Batasan Analisis
a.      Analisis dilakukan pada bagian ruas jalan Kota Semarang berdasarkan data jumlah kendaraan tahun 2012.
b.      Analisis dilakukan berdasarkan data kerusakan jalan pada bulan april - mei tahun 2013.

II.            TINJAUAN PUSTAKA
2. 1        Klasifikasi Jalan Raya
2.1.1.     Jalan Arteri
                        Jalan arteri menurut Ditjen Bina Marga (1997) merupakan jalan yang melayani angkutan utama  dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan ratarata tinggi, dan jumlah jalan masuk (akses) dibatasi secara efisien.
2.2.1.     Jalan Kolektor
                        Jalan kolektor Ditjen Bina Marga (1997)  merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
2.2.2.     Jalan Lokal
                        Jalan lokal, menurut Ditjen Bina Marga (1997) merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.




2. 2        Perkerasan Rigid (kaku) Jalan Raya
2.2.1.     Definisi Perkerasan Rigid Jalan raya
          Rigid pavement atau perkerasan kaku adalah jenis perkerasan jalan yang menggunakan beton sebagai bahan utama perkerasn tersebut, merupakan salah satu jenis perkerasan jalan yang digunakn selain dari perkerasan lentur (asphalt). Perkerasan ini umumnya dipakai pada jalan yang memiliki kondisi lalu lintas yang cukup padat dan memiliki distribusi beban yang besar, seperti pada jalan-jalan lintas antar provinsi, jembatan layang, jalan tol, maupun pada persimpangan bersinyal. Jalan-jalan tersebut umumnya menggunakan beton sebagai bahan perkerasannya, namun untuk meningkatkan kenyamanan biasanya diatas permukaan perkerasan dilapisi asphalt.
          Keunggulan dari perkerasan kaku sendiri dibanding perkerasan lentur (asphalt) adalah bagaimana distribusi beban disalurkan ke subgrade. Perkerasan kaku karena mempunyai kekakuan dan stiffnes, akan mendistribusikan beban pada daerah yangg relatif luas pada subgrade, beton sendiri bagian utama yang menanggung beban struktural. Sedangkan pada perkerasan lentur karena dibuat dari material yang kurang kaku, maka persebaran beban yang dilakukan tidak sebaik pada beton. Sehingga memerlukan ketebalan yang lebih besar.
2.2.2.     Kriteria Perkerasan Rigid Jalan Raya
                        a. Bersifat kaku karena yang digunakan sebagai perkerasan dari beton.
                        b. Digunakan pada jalan yang mempunyai lalu lintas dan beban
                            muatan tinggi.
            c. Kekuatan beton sebagai dasar perhitungan tebal perkerasan.
            d. Usia rencana bisa lebih 20 tahun.
2.3         Metode penelitian
     2.1     Data yang diperlukan
     Data yang diperlukan untuk menunjang kevalidan penelitian ini terdiri atas :
              a. Data Inventori Jalan
                 Data ini digunakan untuk memberikan informasi awal mengenai kondisi penampang melintang daerah studi yang meliputi panjang dan lebar jalan, jumlah ruas, median, jumlah lajur jalan dan kelengkapan jalan.
b.      Data Volume Lalu Lintas
       Data volume lalu-lintas baik LHRT maupun volume harian untuk mengetahui jumlah kendaraan yang melewati jalan. 
c.       Data Kerusakan Jalan
      Data kerusakan jalan untuk mengetahui tingkat kerusakan jalan.

2.4         Metode Pengumpulan Data
     2.4.1 Data Sekunder
              a. Data Inventori Jalan
                      Data ini diperoleh dari Dinas Bina Marga Semarang Kota . Data yang dibutuhkan antara lain panjang dan lebar jalan, jumlah ruas, median, jumlah lajur jalan dan kelengkapan.
b. Data Volume Lalu Lintas
          Data volume lalu lintas diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Semarang. Data ini meliputi data volume kendaraan yang melewati jalan per jam. Data ini tidak digunakan untuk analisis penelitian akan tetapi digunakan untuk acuan pengambilan data primer yang dilakukan di jam-jam padat (MKJI:1997).
2.4.2      Data Primer
              a. Data Volume Lalu Lintas
                      Data ini diambil pada jam-jam padat saja, berdasarkan data volume kendaraan dari dinas Perhubungan kota Semarang.  Karena data volume lalu lintas awal didapat melalui data sekunder (MKJI:1997).
              b. Data Kerusakan Jalan
                      Data ini diambil dengan mengukur dan menghitung langsung tingkatkerusakan jalan yang diteliti.

2.5         Metode Analisis
              Metode analisis yang dipakai :
• Metode analisis volume kendaraan dan nilai Kerusakan secara umum.
• Metode analisis regresi untuk mendapatkan pola hubungan volume
  kendaraan dengan tingkat kerusakan jalan.

3.6         Waktu pelaksanaan penelitian
              Waktu efektif pelaksanakan penelitian dilakukan pada hari senin sampai dengan sabtu, namun untuk waktu yang lain tidak menenutup kemungkinan untuk dilakukan penelitian baik survei maupun pengambilan data lapangan. Karena pada dasarnya penelitian ini tidak terikat dengan waktu namun tergantung pada cuaca dan kondisi serta medan yang terjadi dilapangan. Penelitian ditargetkan selesai dalam kurun waktu 4 bulan.
              Jadwal penelitian direncanakan mulai dari bulan Februari sampai dengan bulanMei 2013. Jadwal penelitian dapat dilihat dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1
No
Kegiatan
Minggu


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Persiapan :
Perumusan masalah
Studi literatur
Pengumpulan data

x
x
x


x
x


x
x



x



x



x



x





2
Menyusun Proposal dan bimbingan

x
x
x








3
Seminar Proposal




x







4
Rekap dan olah data
x
x
x
x
x
x
x





5
Penyusunan Skripsi dan Bimbingan




x
x
x
x
x
x
x

6
Hasil











x


3.7         Kesimpulan
              Terdapat hubungan antara volume jenis kendaraan dengan nilai kerusakan jalan. Dengan hasil R² = 0,860 dengan  hasil persamaan antara kendaraan  ringan (X1), kendaraan berat (X2) dan nilai kerusakan jalan (Y) yaitu Y = 0,024 X1 + 1,012 X2 + 25,375. Dari persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
              Koefisien regresi X1 (a) = 0,024,  artinya kendaraan  ringan 100 kend/hari akan menambah tingkat kerusakan jalan sebesar 2,4.  Koefisien regresi X2 (b) = 1,012, artinya kendaraan berat  sebesar 100 kend/hari akan menambah tingkat kerusakan jalan sebesar 10,1 ,  kontanta (c) = Apabila tidak ada kendaraan yang melewati suatu ruas jalan, jalan akan mengalami kerusakan jalan sebesar 25,375. Adapun pola hubungannya adalah :
1. Kerusakan jalan yang di pengaruhi volume jenis kendaraan ringan dan kendaraan berat memiliki presentase sebesar 86 %.
2. Semakin tinggi volume kendaraan  maka kerusakan yang terjadi akan semakin besar.


3.8 Saran  
          Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut. 
a.       Semakin tinggi volume kendaraan maka semakin tinggi tingkat kerusakan jalan yang terjadi maka diperlukan permeliharaan secara berkala untuk mengurangi tingkat kerusakan jalan yang terjadi.
b.   Nilai kerusakan jalan tidak hanya berhubungan dengan volume kendaraan dan umur jalan. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat menambahkan hubungan yang terjadi antara nilai kerusakan dengan faktor lain misalnya beban muatankendaraan yang melewati ruas jalan.
c.   Untuk mengembangkan penelitian ini dapat digunakan metode penelitian yang berbeda, menambahkan data dan variabel lain yang mempengaruhi tingkat kerusakan jalan.
 

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat jendral Bina Marga, (1991), Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan
Kaku (Rigid Pavement),  Dinas Pekerjaan Umum, Jakarta.
Direktorat Jendral Bina Marga, (1990), Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi
Jalan Di Wilayah Perkotaan, Dinas Pekerjaan Umum, Jakarta.
MKJI. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta : Bina Marga
Wikipedia. 2012. Kapasitas Jalan.
http://id.wikibooks.org/wiki/Manajemen_Lalu_Lintas/Kapasitas_jalan.
Diunduh pada 28/1/2013 pukul 19.20
Nugroho, Aditya. 2012. Analisis pengaruh kecepatan kendaraan terhadap
umur rencana jalan dengan menggunakan metode analitis (studi kasus
ruas jalan Rembang  Bulu). Surakarta : Skripsi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Arifin, M Sulthonul. 2010. Perbandingan perkerasan lentur dan perkerasan
kaku terhadap beban operasional lalu lintas dengan metode AASHTO
pada ruas jalan kalianak sta 0+00 – 5+350 Surabaya. Surabaya :
Universitas Pembangunan Nasional.
Antoro, Dwi Hadjar. 2006. Analisis Hubungan Kecelakaan Dan V/C Rasio
(Studi Kasus: Jalan Tol Jakarta – Cikampek). Semarang : Tesis
Universitas Diponegoro.